Langsung ke konten utama

Mulia Dengan Menjadi Muslimah Yang Taat Kepada Allah

Mulia Dengan Menjadi Muslimah Yang Taat Kepada Allah
Mulia Dengan Menjadi Muslimah Yang Taat Kepada Allah

Sesungguhnya nikmat Allah kepada kaum perempuan sangatlah besar. Allah menjadikan Islam sebagai sebab kebahagian, penjagaan, keutamaan, dan kehormatan seorang wanita. Islam juga melindungi wanita dari kerusakan dan kejelekan. Semua itu bertujuan agar jiwa dan raga wanita terjaga dari hal-hal yang membinasakan dan merendahkannya.

Sungguh Islam telah memuliakan wanita muslimah dengan semulia-mulianya penghormatan. Menjaga mereka dengan sebaik-baik penjagaan. Yang demikian agar wanita muslimah tetap dalam kehormatannya, terjaga dalam akhlak yang mulia, dan istiqomah dalam menjaga perintah Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

وَاللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَنْ تَمِيلُوا مَيْلًا عَظِيمًا

“Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).” (QS. An-Nisa: 27).

Sesungguhnya wanita muslimah pada zaman sekarang ini dihadapkan kejelekan dan konspirasi untuk menghancurkan dan merusak kemuliaan mereka. Merendahkan kehormatan dan merusak agama serta keimanan wanita muslimah.konspirasi dan kejelekan itu disebarkan melalui stasiun-stasiun televisi, majalah-majalah yang mengumbar aurat, dan menyibukkan mereka dengan mode-mode pakaian yang ketat menunjukkan lekuk-lekuk tubuh wanita. Hati para wanita pun diupayakan untuk kagum dan berusaha menyerupai wanita-wanita yang bukan dari kalangan muslimah. Wanita-wanita yang jalan di muka bumi tanpa keimanan, akhlak, dan adab mulia.

Nash-nash syariat menjelaskan bahwa fitnah (ujian) dari wanita dapat menimbulkan kerusakan dan bahaya yang besar. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Usamah bin Zaid radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً هِيَ أَضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ

“Tidak ada fitnah yang aku tinggalkan setelahku yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada (fitnah) wanita.”

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Said al-Khudri radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ

“Waspadalah dengan dunia, begitu pula dengan godaan wanita. Karena cobaan yang menimpa Bani Israil pertama kalinya adalah karena sebab godaan wanita.”

Dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتْ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ

“Wanita adalah aurat. Apabila ia keluar, syaitan akan menghiasinya dari pandangan laki-laki.” (HR. Tirmidzi).

Yakni setan menjadikan wanita sebagai jalan untuk merealisasikan tujuan mereka dalam menyebarkan perbuatan keji dan tercela dengan cara menjadikan laki-laki tergoda. Apalagi ketika wanita itu keluar dengan berdandan dan berwangi-wangian agar orang-orang semakin memperhatikan mereka, maka yang demikian lebih bahaya lagi keadaannya.

Bagi siapa saja yang merenungi perjalanan sejarah kehidupan manusia, tentu mereka akan mengetahui bahwasanya di antara sebab terbesar yang merusak masyarakat dan mencemarkan akhlak adalah ketika para wanita tampil dengan membuka auratnya. Kemudian mereka bercampur baur dengan laki-laki. Berlebih-lebihan dalam berhias. Dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan umum dengan tampilan yang menggoda.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tidak diragukan lagi, campur baur antara laki-laki dan perempuan adalah sebab pokok terjadinya musibah dan kejelekan, datangnya bencana, dan rusaknya keadaan masyarakat. Campur baur antara laki-laki dan perempuan juga menjadi penyebab terjadinya banyak perbuatan keji dan zina”.

Islam mewajibkan wanita mengenakan hijab dan melarang mereka dari hal-hal yang telah kami sebutkan semata-mata hanya untuk menjaga wanita itu sendiriagar tidak direndahkan. Hanya untuk menjaga dan membimbing mereka agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan yang keji. Dan agar mereka tidak terjerembab ke dalam kesalahan dan kerusakan.

Oleh karena itu, Islam mengajarkan para wanita agar mengenakan pakaian ketakwaan yang suci dan menjaga kehormatan. Allah Ta’ala berfirman,

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

“dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al-Ahzab: 33).

Firman-Nya juga,

وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ

“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (QS. Al-Ahzab: 53).

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ …

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya…” (QS. An-Nur: 31).

Dan firman-Nya,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab: 59).

Dan masih banyak nash syariat yang lain, baik dari Alquran maupun Sunnah, yang semuanya bertujuan untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan seroang wanita muslimah. Menjauhkan mereka dari sebab-sebab kejelekan dan kerusakan.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau.”

Bersemangatlah wahai wanita muslimah untuk menjemput janji Allah yang begitu agung dan penuh keutamaan ini. Jika wanita muslimah hidup dengan ketaatan kepada Allah; menjalankan perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya, bagi mereka surga yang penuh dengan kenikmatan.

Jika wanita muslimah hidup dengan menjaga kehormatan dan kehidupan yang baik, bagi mereka di hari kiamat kelak janji Allah yang Dia tidak akan menyelisihi janji-Nya. Mereka akan mendapatkan ridha dari Allah Jalla wa ‘Ala, dimasukkan ke dalam surga, dan diselamatkan dari adzab neraka.

Adapun ketika mereka hidup di dunia dengan berbangga-bangga di dalamnya, mereguk fitnah dunia dengan berbagai macamnya, dan mereka lupa dengan aturan agama, mereka akan dianggap rendah oleh manusia itu sendiri walaupun kelihatannya mereka dipuja dan di akhirat mereka akan mendapatkan balasan atas dosa dan kesalahan yang telah mereka lakukan di dunia.Wallahu Alam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Cinta Untuk Muslimah yang Sedang Berhijrah

UNTUKMU UKHTY.  [  Surat Cinta Untuk Muslimah yang Sedang Berhijrah  ] . Ukhti, hijrah itu bukan hanya sekadar berubahnya pakaian menjadi lebar2 (syar'i), atau baju yang serba gelap. Semoga ingat, gamis itu bisa dibeli. . Ukhti, hijrah itu juga ketika kita lebih mendahulukan Allah daripada makhluk. Lebih mengutamakan shalat daripada syura' dan rapat organisasi. . Hijrah itu juga meliputi perubahan akhlak dan tutur kata yang semakin santun. Tak ada ada hujatan dan celaan lagi dari lisan dan ketikan tangan. . Ukhti, hijrah itu juga tentang perubahan menerima nasihat, kita tak lagi mengatakan orang yang menasihatimu dengan 'siapa sih lu ceramahin gue?' 'Ini bukan urusanmu!' . Sejujurnya aku kagum pada mereka yang mudah menerima nasihat. Karena aku tau mengalahkan ego keakuan itu begitu berat. . Ukhti, hijrah itu juga semakin seringnya engkau mencintai ilmu, orang yang berilmu dan majelis ilmu. Engkau merindukan mereka, meski diri belum berilmu. . Ukhti, hijrah

Seputar Tasyabbuh (Penyerupaan) Terhadap Non Muslim

Seputar Tasyabbuh (Penyerupaan) Terhadap Non Muslim Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا “Bukan termasuk golongan kami orang yang menyerupai kaum selain kami.” (HR. At-Tirmizi no. 2695) Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk darinya”. (HR. Abu Daud no. 4031 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 1/676) Penjelasan ringkas: Seorang muslim memiliki kepribadian sendiri yang membedakannya dan menjadikannya istimewa dari yang non muslim. Karenanya Allah Ta’ala menghendaki agar dia nampak berbeda dari selainnya dari kalangan kafir dan musyrik, demikian pula Nabi shallallahu alaihi wasallam telah memperingatkan jangan sampai seorang muslim menyerupai o