Langsung ke konten utama

Haramkan Bagi Wanita Memandang Laki-Laki yang Bukan Mahramnya

Gue Muslimah - Haramkan Bagi Wanita Memandang Laki-Laki yang Bukan Mahramnya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ. وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آَبَائِهِنَّ أَوْ آَبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An-Nur: 30-31)

Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat-ayat mulia ini untuk menasihati sekaligus memberikan peringatan.

Allah Ta’ālā memerintahkan laki-laki untuk menjaga pandangan dan kemaluan mereka. Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan hal itu juga kepada para wanita, sebagaimana Dia memerintahkan menutup aurat mereka.

Pada ayat-ayat ini terdapat hukum berupa hukum-hukum menjaga kehormatan, menjaga keturunan, dan menjaga keutuhan rumah tangga dari permainan hawa nafsu, dan menguatkan ikatan agar tidak rusak oleh tangan orang-orang yang suka berbuat kerusakan.

Ketika Islam memerintahkan untuk menjaga pandangan, hal itu berarti menjaga manusia itu sendiri.

Barangsiapa yang melepaskan pandangannya, hatinya akan mengikuti apa yang dia pandang itu. Dan barangsiapa yang banyak memandang, maka waktunya banyak yang terbuang, dan senantiasa dalam kerugian.

Dalam buku Husnul Uswah dikatakan, “Dikhususkan penyebutan perempuan dalam obyek wahyu ini untuk menguatkan bahwa mereka termasuk dalam khitab (objek wahyu) Al-Mukminin (laki-laki yang beriman) untuk memudahkan saja, sebagaimana umumnya khitab-khitab  dalam Alquran.”

Maqatil mengatakan bahwa Jabir bin Abdillah Al-Anshari –radhiyallāhu ‘anhu– menyampaikan hadis kepada kami, dia bercerita, “Ketika Asma` bin Yazid berada di kebun bani Haritsah, para wanita datang menemuinya, mereka tidak memakai kain hingga perhiasan di kaki mereka terlihat dan dada serta belakang mereka pun terlihat. Asma` berkata, ‘Alangkah buruknya hal ini.’ Maka Allah Ta’ālā menurunkan ayat tentang hal ini.”

Kesimpulannya, wanita tidak dibolehkan memandang lelaki, karena ketergantungan wanita sama seperti hubungan lelaki terhadap wanita. Dan tujuan wanita kepada lelaki sama seperti halnya tujuan lelaki kepada wanita.[1]

Ada seorang penyair mengatakan,

وَ كُنْتُ مَتَى اَرْسَلْتَ طَرْفَكَ رَائِدًا … لِقَلْبِكَ يَوْمًا أتْعَبَتْكَ المَنَظِرُ

رَأَيْتَ الَّذِي لاَ كُلَّهُ أَنْتَ قَادِرٌ … عَلَيْهِ وَ لاَ عَنْ بَعْضِهِ أَنْتَ صَابِرٌ

Kapan saja Anda melepas pandanganmu yang membuat hatimu terpana, pandangan itu akan melelahkanmu.

Kamu melihat yang tidak semuanya kamu akan kuasai, bukan pula yang sebagiannya yang kamu dapat mengekang keinginanmu.

***

Diketik ulang dari buku “Ensiklopedi: Hal-hal yang Haram bagi Muslimah” karya Khalid Sayyid Ali. Penerbit: Darul Falah, dengan tambahan teks ayat Al Qur’an.

Sumber: Anakpondok.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seputar Tasyabbuh (Penyerupaan) Terhadap Non Muslim

Seputar Tasyabbuh (Penyerupaan) Terhadap Non Muslim Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا “Bukan termasuk golongan kami orang yang menyerupai kaum selain kami.” (HR. At-Tirmizi no. 2695) Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk darinya”. (HR. Abu Daud no. 4031 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 1/676) Penjelasan ringkas: Seorang muslim memiliki kepribadian sendiri yang membedakannya dan menjadikannya istimewa dari yang non muslim. Karenanya Allah Ta’ala menghendaki agar dia nampak berbeda dari selainnya dari kalangan kafir dan musyrik, demikian pula Nabi shallallahu alaihi wasallam telah memperingatkan jangan sampai seorang muslim menyerupai o...

ISTIKHORO CINTA

ISTIKHORO CINTA Mengenalmu adalah sebuah anugerah yang teridah. Perkenalan yang sangat indah karena jalan Allah. Dan ketika Allah mengenalkan kita lewat jalan tak terduga.Disinilah aku mengenal akan sosokmu yang indah dihatiku. Disetiap doa dan sujudku, cerminan sifatmu yang bijaksana dan damaikan hati ku Dibalik kerasmu ada sisi kelembutan yang begitu manis, manjamu itu sangatlah aku sukai krna suatu saat kamu akan jauh lebh ku manjakan dan kumuliakan Aku kagum dengan kesederhanaanmu dan kebaikanmu yang tulus juga penyayang bagi ku dan kedua orangtua ku Dirimulah sosok pria idaman penyejuk qalbu ku Darimu ku temukan hidupku. Bagiku kau lah cinta sejati yang hadir karena ridho Illahi. Cinta ini ada karena engkau yaa Allah. Sayang ini ada karena mu yaa Rabb. Ku mohon jaga cinta ku sampai kelak engkau halalkan dia untukku Istikhoro cinta mu Nama yang masih di rahasiakn 

Hadiah Syuga untuk Ayah Bunda

Sebagai seorang anak wajib bagi kita untuk berbuat baik dan berbakti kepada ibu/ bapak kita (orang Tua). Sebagai seorang muslimah banyak pintu surga yang bisa kita utarakan kepada mereka. Tidak perlu menunggu kaya dulu untuk menghajikan mereka, tidak perlu menunggu berada dulu untuk berkorban untuk mereka, namun cukup dengan menjadi wanita shalehah. Banyak keutamaan dari mengurus anak perempuan, dan salah satunya akan menjadi jalan menuju surga bagi orang tuanya. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ أَوْ ثَلَاثُ أَخَوَاتٍ اتَّقَى اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَأَقَامَ عَلَيْهِنَّ كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِأَصَابِعِهِ الْأَرْبَعِ “Barang siapa memiliki tiga anak perempuan  (atau tiga saudara perempuan) dan dia bertakwa kepada Allah ‘azza wajalla, dan ia memberi nafkah dan mendidik mereka, maka dia berada bersamaku di surga seperti ini dan beliau mengisyaratkan dengan...