Langsung ke konten utama

Hijab Ini Menjagaku


Hijab ini menjagaku.. Hari ini adalah hari dimana aku berangkat ke Ma’had * tempat aku ditugaskan. Ditemani ayah, bunda, surat tugas, bismillah dengan niat yang tulus untuk mengabdikan diri dan berbagi ilmu. Kami berangkat ke Pandai Sikek, Sumatera Barat, menuju ma’had yang menantiku untuk menjadi ustadzah disana.

Setelah menempuh perjalanan Riau – Sumbar selama semalam, tibalah kami di kota Bukittinggi, Kota wisata yang indah dan sejuk.Kamipun dijemput mudir Ma’had * di terminal beserta pasa ustadz. Mereka mengambut kami layaknya keluarga. Aku merasa nyaman, walau ditengah perjalanan, ada 2 lelaki asing yang juga dijemput sama sepertiku.

“Sepertinya anak ma’had juga, sepertinya seumuran denganku, siapa mereka,??  Ahh.. terserah,, nyapain diurusin.?” Bisiku dalam hati. Ma’had yang berada di kaki gunung singgalang itubegitu sederhana. Semua bangunan terbuat dari papan, kecuali mushala dan kantor. Kelas papan, asrama papan dan perumahan staf pengajarpun papan.

Semuanya sangat-sanyat sederhana, ditambah hawa dingin pengunungan yang menusuk tukang, mampukah aku menjadi ustdzah disini selama setahun,??. Seketika aku merasa pesimis. Ku tinggalkan orang tuaku berbincang dengan para ustdz, memilih untuk berkeliling ma’had. Ku telusuri asrama santriputra, ada beberapa santri disana. Mereka gelagapan dan salah tingkah melihatku yang cuek. Kulihat kelas, sangat memprihatinkan, atap bocor dimana-mana, papan tulishitam yang sudah  berubah warna menjadi abu-abu, sertapapan pembatas ditengah ruanganyang berfungsi untuk memisahkan anrata santri putra dan santri putri ketika belajar. 7 kelas berukuran kecil untuk semua santri. Masya Allah.

Malam harinya aku berbincang dengan seorang santri putri di asrama, sebut saja namanya Vika. Dia tidak bisa pulang liburan karena rumahnya yang jauh di pelosok jambi. Aku senang berbincang dengannya, dia baik dan sopan. Ditengah perbincangan dia bertanya kepadaku.. “ Ustadzah, tadi waktu di kantor depan, atau kawasan putra,, ustadzah pakai cadar,?” “Enggak, emang ustadzah gak pakai cadar dek,,” jawabku enteng. “Ustadzah, karna ma’had kita ini sempit, kawasan putra dan putri berdekatan.. jadi kita semua diwajibkan pakai cadar ustadzah, biar ngak timbul fitnah.!!”

“HAAAAHHH?” Seketika aku melongo, lalu tanda tanya sebesar gajah hadir mengusik pikiranku. “Wajib pakai cadar? Bagaimana bisa? Pantesan kok perasaan tadi jadi sorotan.. jadi semua ustadz, santri putra yang ada.... wajahku...” Waduh.. malunya.. aku jadi gelagapan sendiri.

Vika bingung melihatkuseperti cacing kepaanasan, Aku bingung. Aku tidak memiliki kerudung bercadar sehelaipun, lantas spontan saja aku ceritakan masalahku kepada vika. Dan tanpa berfikir panjang , Vika membuka lemarinya, mengambil jilbab hitan berikut cadarnya dan menyerahkannya kepadaku. “Ini ustadzah, pakai aja dulu..” katanya tulus dan polos. Aku jadi bertambah mali, bisa-bisanya murud meminjamkan cadar buat ustadzahnya. Kuterima jilbab itu dengan segan. “ Besok akan aku pakai..” lirihku dalam hati.

Keesokan paginya, kutemuiayahku dengan memakai hijab (cadar),beliau tersenyum melihatku.Tanpa harus ku ceritakan, beliau langsung memberi motifasi. “Teteh gak papa pakai cadar, jadi tambah cantik. Kalaupun sekarang terpaksa, tapi insya Allah teteh akan ngerti.. banyak keutamaan di balik cadar itu..” kata ayah yang seolah-olah bisa membaca pikiranku. Memang., saat itu aku sedikit menggerutu. Hijab ini membuatku sesak, seperti tidak ada udara yang masuk, panas, aku juga membayangkanketerbatasan ruang gerakku karena cadar ini. Berorganisasi, dakwah,menjadi panitia di kegiatan kemanusiaan. Masih mungkinkah kulalukan? Seketika dunia kurasa sempit dan gelap. Terlebih ketika para ustadz melihatku dengan tatapan meledek. Yang jika tatapan itu diartikan “hehe.. udah ketahuan juga...” aku jadi tambah sebel dan malu.

Tunggu Sambungannya ya...

by: Setia al-haq

Sumber: anakpondok.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seputar Tasyabbuh (Penyerupaan) Terhadap Non Muslim

Seputar Tasyabbuh (Penyerupaan) Terhadap Non Muslim Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا “Bukan termasuk golongan kami orang yang menyerupai kaum selain kami.” (HR. At-Tirmizi no. 2695) Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk darinya”. (HR. Abu Daud no. 4031 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 1/676) Penjelasan ringkas: Seorang muslim memiliki kepribadian sendiri yang membedakannya dan menjadikannya istimewa dari yang non muslim. Karenanya Allah Ta’ala menghendaki agar dia nampak berbeda dari selainnya dari kalangan kafir dan musyrik, demikian pula Nabi shallallahu alaihi wasallam telah memperingatkan jangan sampai seorang muslim menyerupai o...

ISTIKHORO CINTA

ISTIKHORO CINTA Mengenalmu adalah sebuah anugerah yang teridah. Perkenalan yang sangat indah karena jalan Allah. Dan ketika Allah mengenalkan kita lewat jalan tak terduga.Disinilah aku mengenal akan sosokmu yang indah dihatiku. Disetiap doa dan sujudku, cerminan sifatmu yang bijaksana dan damaikan hati ku Dibalik kerasmu ada sisi kelembutan yang begitu manis, manjamu itu sangatlah aku sukai krna suatu saat kamu akan jauh lebh ku manjakan dan kumuliakan Aku kagum dengan kesederhanaanmu dan kebaikanmu yang tulus juga penyayang bagi ku dan kedua orangtua ku Dirimulah sosok pria idaman penyejuk qalbu ku Darimu ku temukan hidupku. Bagiku kau lah cinta sejati yang hadir karena ridho Illahi. Cinta ini ada karena engkau yaa Allah. Sayang ini ada karena mu yaa Rabb. Ku mohon jaga cinta ku sampai kelak engkau halalkan dia untukku Istikhoro cinta mu Nama yang masih di rahasiakn 

Hadiah Syuga untuk Ayah Bunda

Sebagai seorang anak wajib bagi kita untuk berbuat baik dan berbakti kepada ibu/ bapak kita (orang Tua). Sebagai seorang muslimah banyak pintu surga yang bisa kita utarakan kepada mereka. Tidak perlu menunggu kaya dulu untuk menghajikan mereka, tidak perlu menunggu berada dulu untuk berkorban untuk mereka, namun cukup dengan menjadi wanita shalehah. Banyak keutamaan dari mengurus anak perempuan, dan salah satunya akan menjadi jalan menuju surga bagi orang tuanya. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ أَوْ ثَلَاثُ أَخَوَاتٍ اتَّقَى اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَأَقَامَ عَلَيْهِنَّ كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِأَصَابِعِهِ الْأَرْبَعِ “Barang siapa memiliki tiga anak perempuan  (atau tiga saudara perempuan) dan dia bertakwa kepada Allah ‘azza wajalla, dan ia memberi nafkah dan mendidik mereka, maka dia berada bersamaku di surga seperti ini dan beliau mengisyaratkan dengan...