Langsung ke konten utama

Cinta yang Tertunda

Tak terasa hari demi hari telah kulalui,
dan tak terasa pula umurku sudah mendekati senja,



 Namun di umurku yang sudah mendekati senja ini, aku belum juga mempunyai pasangan hidup lantaran beberapa faktor yang membuatku selalu untuk menundanya, bukan karena faktor tidak ada perempuan yang tidak mau denganku, namun faktor keluarga yang membuatku untuk terus bertahan dalam kesendirian, tuntutan untuk sukses dulu sebelum menikah itulah patokan keluarga, karena ini juga menurut mereka sudah menjadi adat mereka sejak dulu, mapan sebelum pernikahan itu menjadi pokok utama dalam adat keluarga, karena menurut mereka AIB.. apabila ada saudara mereka yang itu termasuk dari sukunya menikah dalam keadaan miskin, itulah adat terkadang membunuh objeknya secara perlahan-lahan, hanya islam lah yang mampu mensterilaknnya dan  aku pun tahu korelasi ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan keadaanku ini,

 Allah subhanahu wata'ala berfirman:


وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nur : 32)

Namun egoku terus saja memaksaku untuk terus dalam kesendirian sampai aku bisa membuktikan kalau aku bisa melakukan apa yang diinginkan keluarga, namun buktinya sampai saat ini, ego itu tidak terealisasi hingga umurku sesenja ini, aku pernah mencoba untuk taaruf dengan salah satu akhwat, dan akhwat ini adalah adik teman baikku  yang aku kenal ketika kami sama-sama menyelesaikan masa wiyata bakti di satu tempat penugasan yang sama, dan akhwat inipun siap untuk menikah denganku namun, apalah daya lagi-lagi keluarga menjadi sandunganku.. lagi-lagi karena faktor aku belum mempunyai kiprah dalam dunia bisnis. padahal tidak sedikit akhwat yang ingin menikah denganku bahkan ada yang datang menawarkan diri untuk menikah denganku, namun aku selalu terhasut dengan keluarga dan egoku. dan terkadang ancaman dari keluarga datang, ketika aku akan menikah sedangkan aku belum memiliki kiprah, mereka akan menganggapku sebagai orang lain yang bukan termasuk dari keluarga mereka, cobaan yang terus datang membuatku terus berusaha memandangnya dengan positive thingking, agar tidak muncul kebencian yang berkelanjuta  terhadap keluarga.

Rasa iri  yang slalu menyelimuti diri terkadang datang tiba-tiba  ketika ada seseorang teman berduaan diatas kendaran dengan kekasih halalnya, dalam hati kecil ini berkata, kapankah aku bisa seperti itu.. terkadang ada juga Candaan dari teman-teman, kapan menikah ... kapan menikah ... Candaan-candaan seperti ini bukan satu kali dua kali  saja bahkan hampir setiap hari, karena sangking seringnya kata-kata ini dilontarkan Aku menganggapnya itu biasa, aku menganggap bagaikan angin lalu,

 hanya Allah lah yang tahu apa kelanjutan dari cerita ini hanya bisa berdoa dan berusaha Kepadanya (Allah) pasti ada hikmah yang terkandung didalamnya, hal ini sengaja Aku tulis agar bisa menjadi  ibroh untuk yang lainnya, ketika kalian tidak memiliki halangan dan rintangan dan kalian mampu  untuk menikah maka menikah lah  jangan menunda-nunda.

sebagaimana yang telah disabdakan bagnida nabi didalam haditsnya :

عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اْلبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَاِنَّهُ اَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَ اَحْصَنُ لِلْفَرْجِ. وَ مَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَاِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ. الجماعة

Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata : Rasulullah SAW  bersabda, “Hai parapemuda, barangsiapa diantara kamu yang sudah mampu menikah, maka nikahlah, karena sesungguhnya nikah itu lebih dapatmenundukkan pandangan dan lebih dapat menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena berpuasa itu baginya (menjadi) pengekang syahwat”. (Jendela Muslim)

Wallahu A'alam


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seputar Tasyabbuh (Penyerupaan) Terhadap Non Muslim

Seputar Tasyabbuh (Penyerupaan) Terhadap Non Muslim Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا “Bukan termasuk golongan kami orang yang menyerupai kaum selain kami.” (HR. At-Tirmizi no. 2695) Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk darinya”. (HR. Abu Daud no. 4031 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 1/676) Penjelasan ringkas: Seorang muslim memiliki kepribadian sendiri yang membedakannya dan menjadikannya istimewa dari yang non muslim. Karenanya Allah Ta’ala menghendaki agar dia nampak berbeda dari selainnya dari kalangan kafir dan musyrik, demikian pula Nabi shallallahu alaihi wasallam telah memperingatkan jangan sampai seorang muslim menyerupai o...

ISTIKHORO CINTA

ISTIKHORO CINTA Mengenalmu adalah sebuah anugerah yang teridah. Perkenalan yang sangat indah karena jalan Allah. Dan ketika Allah mengenalkan kita lewat jalan tak terduga.Disinilah aku mengenal akan sosokmu yang indah dihatiku. Disetiap doa dan sujudku, cerminan sifatmu yang bijaksana dan damaikan hati ku Dibalik kerasmu ada sisi kelembutan yang begitu manis, manjamu itu sangatlah aku sukai krna suatu saat kamu akan jauh lebh ku manjakan dan kumuliakan Aku kagum dengan kesederhanaanmu dan kebaikanmu yang tulus juga penyayang bagi ku dan kedua orangtua ku Dirimulah sosok pria idaman penyejuk qalbu ku Darimu ku temukan hidupku. Bagiku kau lah cinta sejati yang hadir karena ridho Illahi. Cinta ini ada karena engkau yaa Allah. Sayang ini ada karena mu yaa Rabb. Ku mohon jaga cinta ku sampai kelak engkau halalkan dia untukku Istikhoro cinta mu Nama yang masih di rahasiakn 

Hadiah Syuga untuk Ayah Bunda

Sebagai seorang anak wajib bagi kita untuk berbuat baik dan berbakti kepada ibu/ bapak kita (orang Tua). Sebagai seorang muslimah banyak pintu surga yang bisa kita utarakan kepada mereka. Tidak perlu menunggu kaya dulu untuk menghajikan mereka, tidak perlu menunggu berada dulu untuk berkorban untuk mereka, namun cukup dengan menjadi wanita shalehah. Banyak keutamaan dari mengurus anak perempuan, dan salah satunya akan menjadi jalan menuju surga bagi orang tuanya. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ أَوْ ثَلَاثُ أَخَوَاتٍ اتَّقَى اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَأَقَامَ عَلَيْهِنَّ كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِأَصَابِعِهِ الْأَرْبَعِ “Barang siapa memiliki tiga anak perempuan  (atau tiga saudara perempuan) dan dia bertakwa kepada Allah ‘azza wajalla, dan ia memberi nafkah dan mendidik mereka, maka dia berada bersamaku di surga seperti ini dan beliau mengisyaratkan dengan...